Dengan keEsaan Tuhan sebuah Tugu melambangkan kejayaan yang menjadi perekat tali silaturahmi seluruh Pomparan Simarmata saat itu didirikan. Kembali kuperoleh dari buku itu sekelumit perjalanan panjang tentang teknis pendirian Tugu Simarmata dan konflik yang terjadi akibat kekurangan dana. Namun Terimakasih kuucapkan kepada semua pihak yang sudah bersusah payah ikut berpartisipasi dalam proses pendirian Tugu sehingga siapapun Pomparan Raja Simarmata akan sangat bangga terhadap kebesaran Simarmata itu sendiri.
Namun sekarang terjadi kekurangan rasa peduli atau bahkan kekurangan informasi mengenai Tugu ini. Di penghujung Tahun 2007 Wisatawan Lokal sedang berkunjung Ke Pulau Samosir. Mereka Teman sekantorku, karena mereka mengetahui Aku Marga Simarmata mereka dengan antusiasnya berkunjung ketugu ini dan mengambil beberapa Potret Tugu tersebut. Sebelum menunjukkan photo itu salah seorang temanku mengatakan " Sayang Tugu itu Sudah TIdak Terawat dan ditumbuhi banyak rumput Liar". Aku tertegun, sambil memandangi photo itu aku teringat bahwa sampai sebesar ini dan sudah empat pulau yang kusinggahi di Indonesia tak pernah sekalipun aku pernah singgah ke Tugu kebesaran Raja Simarmata. Sangat naif memang. Semasa aku kecil aku hanya singgah dari Sosor Bulu kampung Namboruku, Sidaji Kampungku, dan selalu diteruskan ke Parbaba huta Ompung dari Oma ku. Semoga terjalin komunikasi kuat para Generasi penerus Simarmata khususnya muda-mudi sehingga suatu saat ada kesempatan untuk membersihkan bahkan memugarnya.
Horas... Teriring salam dari Iwan Simarmata ( Banda Aceh)
0 comments:
Post a Comment